Minggu, 03 Mei 2009

Rumah (1)


Aku ingin cepat pulang ke rumah
dengan teras yang di hiasi sambutan senyum manismu
dan taman berbunga derai tawa anak-anak kita
rumah yang penuh oleh cinta

Aku ingin segera pulang ke rumah
menapaki atap di senja tua,bersua jingga di langit barat
merenungi hidup muda yang pernah terbuang percuma
termakan bujuk rayu nafsu dunia

Aku ingin selalu pulang ke rumah
yang menyadarkanku untuk segera kembali ke rumahMu





Rabu, 11 Maret 2009

Top 10 Reasons For Dating A Pharmacist



1-Very clean life style and bed style too.

2-We are well trained to listen.

3-Drug Dealers….with a license! Hell yea..

4-Free drugs, condoms, and birth control pills…We play safe!

5-When it comes to measures we are precise, gentle, and got a whole bunch of leaks before reaching the end point! lol,don’t u just love Titration?!

6-We know quite enough anatomy, to know what works and where.

7-We own a variety of lotions, creams and gels, and aren't afraid to use them.

8-We do it over the counter, in the car, and on hospital beds all day long.

9-We never miss a target ;)

10-Love is all about chemistry, right?…Well so is Pharmacy !


-----it's just a joke from a discussion group------------------------------------


Jumat, 06 Februari 2009

Saya Tidak Sehebat Itu

Mungkin memang saya yang bermasalah.
Tadinya saya kira saya cukup makan asam garam untuk memahami kalian.
Ternyata saya tidak sehebat' itu..
Oke saya yang salah. 

Atau mungkin memang kebetulan saja kalian sedang 'bermasalah'?

-beberapa hari bersama wanita-wanita 'bermasalah'-

Senin, 02 Februari 2009

SIGN

Where do you find love?
If we knew, we would all know where to look.
Sometimes all you need is a sign..


Di Puncak Kemenangan

Kemarin, saya mendadak diselimuti euforia kemenangan.
Bukan menang dalam suatu pertandingan, atau turnamen apalagi menang lotere.

Menang-nya saya sebuah kemenangan sederhana. 
Menang atas diri sendiri.
Menang  dari ego, menang dari rasa gengsi,
- yang membuat saya sedikit depresi selama beberapa minggu-

Sulit sekali rasanya 'pertarungan itu'.
Sulit, sungguh sulit..sampai saya harus belajar menangis lagi.
Belajar mengurai kerumitan diri dengan meneteskan air mata.
Air mata ternyata meluluhkan semuanya. Menyederhanakan realita.
Menyemangati saya untuk memberikan 'perlawanan terakhir' dengan sesuatu yang indah.
Saya menulis puisi terakhir untuknya..
Berbaris doa restu dalam iringan kata indah, 
mungkin memang itu satu-satunya senjata yang pernah saya punya..

Lalu ketika saatnya tiba..
saya mengalahkan 'dirinya' dengan jurus sederhana, 
ketulusan cinta, keikhlasan hati dan kelapangan dada.
Senyum lebar yang muncul di puncak 'pertempuran',
teriring sebuah salam hangat membungkus restu untuknya,
menutup kemenangan kemarin, 
menjadi sebuah Hari Terbaik dalam hidup saya.

Rasanya seperti di puncak dunia!! =)


-serasa lulus ujian apoteker..even more!-